Pada posting-an
saya kali ini kita akan membahas tentang tujuan, bentuk-bentuk operasional dan
isu-isu kontrol dari tiga sistem yang saling berkaitan, yaitu sistem buku besar
umum (general ledger system-GLS),
sistem pelaporan keuangan (financial
reporting system-FRS) dan sistem pelaporan manajemen (management reporting system-MRS). Karena interdependensi
operasional dari GLS dan FRS pada umumnya lebih praktis memandang mereka
sebagai suatu sistem yang terintegrasi (GL/FRS), akan tetapi pertama-tama kita
akan membahas GLS dan FRS sebagai sebagai sistem yang terpisah dan kemudian
sebagai sistem yang terintegrasi
MRS memberikan
informasi yang diperlukan manajemen untuk merencanakan dan mengontrol aktivitas
bisnis. MRS dapat dibedakan dari FRS dalam dua hal. Pertama, buku besar umum
merupakan sumber data primer untuk FRS. Di sisi lain, MRS mengambil data keuangan
dan non-keuangan dari kegiatan operasional juga dari data buku besar umum
tradisional. Perbedaan kedua adalah bahwa pelaporan keuangan yang dilakukan
oleh FRS sifatnya wajib (mandatory)
sedangkan aplikasi MRS sifatnya bebas (discretionary).
Sebelum mempelajari
bentuk-bentuk dan fungsi-fungsi dari aplikasi GLS, FRS dan MRS mari kita ulas
terlebih dahulu tentang skema pengkodean yang esensial bagi aktivitas operasi.
1.
Skema Pengkodean Data
Pengkodean penting untuk bagian GLS dari sistem
GLS/FRS, yang merupakan titik dimana semua subsistem SIA berkumpul bersama. Dengan
kata lain bahwa semua subsistem berkaitan melalui arus informasi ke GLS.
Untuk melakukan suatu bisnis, suatu organisasi harus
dengan efektif mengorganisasikan arus-arus ini. Pengkodean data merupakan suatu
metode yang mengatasi masalah itu, dan GLS adalah tempat yang logis untuk
memperkenalkan pengkodean dan menspesifikasi aplikabilitasnya untuk seluruh
SIA.
·
Sebuah sistem tanpa kode
Pendekatan tanpa kode memerlukan ruang pencatatan yang
luas. Efek negatif dari pendekatan ini dapat dilihat dalam banyak bagian
organisasi:
1)
Staf Penjualan. Untuk mengidentifikasi item-item
yang dijual dengan benar memrlukan penjelasan rincian yang banyak ke dokumen
sumber.
2)
Personel Gudang. Menempatkan dan mengambil
barang-barang untuk pengiriman terhambat, sering kali terjadi kesalahan
pengiriman.
3)
Personel Akuntansi. Memposkan ke buku besar akan
memerlukan pencarian melalui file-file buku besar pembantu dengan keterangan
yang panjang sebagai kuncinya,
·
Sebuah sistem dengan kode
Melihat pentingnya pengkodean data. Sebagian pengguna
kode umumnya adalah:
1)
Dengan tepat mewakili sejumlah informasi yang
kompleks yang jika tidak dikodekan akan berantakan.
2)
Menyediakan sarana akuntabilitas untuk
kelengkapan transaksi yang di proses.
3)
Mengidentifikasi transaksi dan akun yang unik
dalam satu file.
4)
Mendukung fungsi audit dengan menyediakan jejak
audit yang efektif.
·
Skema Pengkodean Numerik dan Alfabetis
1)
Kode Sekuensial
Kode sekuensial mewakili item-item dalam tatanan yang
berurutan (menurun atau menarik). Pada saat dicetak, setiap dokumen diberi
nomor kode sekunsial yang unik. Nomor ini menjadi nomor transaksi yang
memungkinkan transaksi melacak setiap transaksi yang diproses dan
mengidentifkasi setiap dokumen yang hilang atau berada diluar urutan.
o
Keunggulan: pengkodean sekuensial mendukung
rekonsiliasi transaksi batch, seperti
pesanan penjualan pada akhir pemrosesan. Tanpa dokumen yang diberi nomor
berurutan, masalah pensortiran akan sulit di deteksi dan dipecahkan.
o
Kelemahan: pengkodean sekuensial tidak membawa
kandungan informasi di luar tatanan urutan dokumen.
2)
Kode Blok
Kode blok numerik merupakan variansi dari pengkodean
sekuensial yang mengatasi sebagian dari kelemahannya. Pendekatan ini dapat
mewakili seluruh item-item kelas dengan membatasi setiap kelas ke kisaran
spesifik dalam skema pengkodean. Aplikasi yang umum dari pengkodean blok adalah
pembuatan chart of account (daftar
akun).
o
Keunggulan: pengkodean blok memungkinkan
penyisipan kode baru dalam satu blok tanpa harus mengorganisasikan kembali
seluruh struktur kode.
o
Kelemahan: kandungan informasi dari kode blok
tidak langsung kelihatan.
3)
Kode Grup
Kode grup numerik digunakan untuk mewakili item-item
atau peristiwa yang kompleks yang melibatkan dua atau lebih data yang saling
berkaitan.
o
Keunggulan: kode grup memfasilitasi perwakilan
sejumlah besar data yang berbeda, memungkinkan struktur data disajikan salam
bentuk hierarkis yang bersifat logis dan lebih mudah diingat oleh manusia, dan
memungkinkan analisis dan pelaporan yang rinci baik dalam kelas item maupun
pada item-item dari kelas yang berbeda.
o
Kelemahan: kode grup cenderung digunakan
berlebihan, terdapat kemungkinan bahwa data-data yang tidak saling berkaitan
akan dihubungkan semata-mata karena memang dapat dilakukan.
4)
Kode Alfabetis
Kode alfabetis dapat digunakan untuk banyak tujuan
yang sama seperti kode numerik. Karakter alfabet dapat ditempatkkan secara
berurutan (dalam urutan alfabetis).
o
Keunggulan: kapasitas untuk mewakili sejumlah
besar item meningkat secara dramatis melalui penggunaan kode alfabetis murni
atau karakter alfabetis yang digabungkan dengan kode numerik
o
Kelemahan: kode alfabetis sulit merasioalisasi
makna kode-kode yang telah ditetapkan dalam sekuensialdan mensortir record yang
dikodekan secara alfabetis cenderung lebih sulit bagi pemakai.
5)
Kode Mnemonik
Kode mnemonik adalah karakter alfabetis dalam bentuk
akronim dan kombinasi lainnya yang bermakna.
o
Keunggulan: skema kode mnemonik membuat pemakai
tidak perlu mengingat, artinya kode itu sendiri membawa informasi tingkat
tinggi tentang item yang mewakilinya.
o
Kelemahan:
kemampuan kode mnemonik terbatas dalam mewakili item-item dalam suatu
kelas.
2.
Sistem Buku Besar Umum
Sistem Buku Besar Umum (GLS) sebagai suatu pusat yang
terhubung ke sistem-sistem lainnya dalam perusahaan melalui arus informasi. Siklus
transaksi memproses peristiwa individual yang dicatat dalam jurnal khusus dan
akun buku besar pembantu. Rangkuman transaksi-transaksi ini mengalir ke dalam
GLS akan menjadi sumber input untuk MRS dan FRS.
·
Voucher Journal
Sebuah voucher journal yang dapat digunakan untuk
mewakili rangkuman transaksi yang serupa atau satu transaksi yang unik,
mengidentifikasi jumlah keuangan dan akun buku besar umumyang dipengaruhi. Karena
voucher journal harus disetujui oleh manajer yang bertanggung jawab, mereka
menyediakan kontrol yang efektif terhadap jurnal buku besar umum yang tidak
diotorisasi.
·
Database GLS
a.
File Induk Buku Besar Umum. Merupakan file utama
dalam database GLS. Basis dari file ini adalah kode daftar akun perusahaan.
b.
File Sejarah Buku Besar Umum. Tujuan utama file
ini adalah untuk mewakili laporan keuamgan komparatif dengan basis historis.
c.
File Voucher Jurnal Historis. Berisi voucher
jurnal untuk periode masa lalu.
d.
File Pusat Pertanggungjawaban. Berisi data
pendapatan, pengeluaran dan utilisasi sumber daya lainnya untuk setiap pusat
pertanggungjawaban dalam organisasi
e.
File Anggaran Induk. Berisi jumlah anggaran
untuk pendapatan, pengeluaran dan sumber daya lainnya untuk pusat-pusat
pertanggungjawaban.
·
Produk GLS
Merupakan rangkuman transaksi dari akun-akun buku
besar pembantu dan jurnal-jurnal khusus yang berlokasi di siklus transaksi.
3.
Sistem Pelaporan Keuangan
Tanggung jawab untuk memberikan informasi kepada pihak
eksternal ditetapkan oleh standar hukum dan profesional. Penerima utama dari
informasi laporan keuangan adalah para pemakai eksternal, seperti para pemegang
saham, kreditur dan agen-agen pemerintah. Dengan hakikat kebutruhan ini,
informasi pelaporan keuangan harus disiapkan dan disajikan oleh semua
organisasi dengan cara-cara yang diterima umum dan dipahami oleh pihak
eksternal.
·
Pemakai Canggih dengan Kebutuhan Informasi
Homogen
Karena komunitas pemakai eksternal sangat besar dan
kebutuhan informasi individualnya bervariasi, laporan keuangan diarahkan ke
audiens umum. Mereka disiapkan dengan proporsi bahwa audiens tersebut terdiri
atas pemakai canggih dengan kebutuhan informasi yang relatif homogen.
·
Aktivitas FRS
Sumber-sumber input FRS terdiri dari file induk buku
besar umum saat ini, file historis, buku besar umum, dan input langsung (jurnal
penyesuaian dan jurnal penutup) dari kelompok pelaporan keuangan. Output yang
paling umum dari FRS adalah laporan keuangan termasuk neraa, laporan laba rugi,
dan laporan arus kas.
·
Proses Akuntansi Keuangan
Proses akuntansi keuangan dimulai dari status bersih
diawal tahun fiskal yang baru, hanya akun-akun (permanen) neraca yang merupakan
kelanjutan dari tahun sebelumnya. Prosesnya dilanjutkan dengan langkah-langkah
berikut:
a.
Mencatat transaksi.
b.
Mencatat di jurnal khusus.
c.
Memposkan ke buku besar pembantu,
d.
Memposkan ke buku besar umum.
e.
Menyiapkan neraca percobaan sebelum penyesuaian.
f.
Melakukan jurnal penyesuaian.
g.
Menjurnal dan memposakan ayat jurnal penyesuaian.
h.
Menyiapkan neraca percobaan yang telah
disesuaikan.
i.
Menyiapkan laporan keuangan.
j.
Menjurnal dan memposkan ayat jurnal penutup.
k.
Menyiapkan neraca percobaan pasca penutupan.
4.
Mengontrol GL/FRS
Kekhawatiran kontrol terhadap GL/FRS berkenaan dengan
akurasi dan reliabilitas informasi akuntansi. Eksposur potensial dalam sistem
ini terdiri atas:
a.
Jejak audit yang defektif.
b.
Akses yang tidak terotorisasi ke buku besar
umum.
c.
Akun buku besar umum yan tidak seimbang dengan
akun buku besar pembantu.
d.
Saldo buku besar umum yang salah karena voucher
jurnal yang salah atau tidak terotorisasi.
Jika tidak
dikontrol, eksposur-eksposur ini dapat menyebabkan laporan keuangan dan
laporan-laporan lainnya salah dalam pernyataannya dan karenanya akan
menyesatkan para pemakainya.
·
Isu-isu Kontrol GL/FRS
a.
Otorisasi transaksi.
b.
Pemisahan tugas.
c.
Kontrol akses.
d.
Catatan akuntansi.
e.
Verifikasi independen.
5.
GL/FRS dengan Basis Komputer
Pada bagian ini kita akan mengkaji suatu GL/FRS
otomatis tradisional dan pendekatan rekayasa teknologi yang menggunakan GL/FRS
dengan basis komputer.
·
GL/FRS Otomatis dengan Pemrosesan Batch dan File Sekuensial
o
Keunggulan: keunggulan terbesar sistem ini
terletak pada kontrolnya. Sebagian besar perusahaan yang menggunakan sistem
pemrosesan transaksi real-time yang canggih memilih batch GL/FRS dengan file sekuensial karena kontrol backup yang disediakan.
o
Kelemahan: tidak efisien. Teknologi yang dapat
meniadakan dokumen kertas dari suatu sistem akan meningkatkan efisiensi
internal. Rekonsiliasi tidak teratur.
·
Rekayasa Teknologi pada GL/FRS dengan File Akses
Langsung
6.
Sistem Pelaporan Manajemen
MRS telah lama secara tidak formal dianggap sebagai
elemen penting dalam sistem kontrol internal organisasi. Suatu sistem pelaporan
yang mengarahkan perhatian manajemen ke masalah-masalah dengan tepat waktu juga
mempromosikan efektivitas manajeen dan karenanya mendukung tujuan bisnis
organisasi. Salah satu teknik untuk mencapai pengawasan berkelanjutan adalah
penggunaan laporan manajemen secara bijaksana.
Faktor-faktor yang mempengaruhi MRS
o
Proses pengambilan keputusan
Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan:
a.
Mengidentifikasi masalah.
b.
Mengevaluasi solusi alternatif.
c.
Mengimplementasikan solusi yang terbaik.
d.
Melakukan pemeriksaan pasca-implementasi.
o
Prinsip-prinsip Manajemen
Prinsip-prinsip manajemen memberikan wawasan pada
kebutuhan informasi manajemen, prinsip-prinsip yang paling langsung mempengaruhi
MRS adalah:
a.
Formalitas pekerjaan.
b.
Petanggungjawaban.
c.
Jangkauan kontrol.
d.
Manajemen dengan pengecualian.
o
Fungsi, Level, dan Jenis Keputusan Manajemen
a.
Fungsi perencanaan. Berkaitan dengan pengambilan
keputusan tentang aktivitas-aktivitas yang akan datang dari suatu organisasi. Perencanaan
dapat dalam jangka pendek ataupun panjang.
b.
Fungsi Kontrol. Memastikan bahwa
aktivitas-aktivitas suatu perusahaan sesuai dengan rencana.
Keputusan Manajemen:
a.
Keputusan perencanaan strategis.
b.
Keputusan perencanaan taktis.
c.
Keputusan kontrol manajemen.
d.
Keutusan kontrol operasional
o
Stuktur Masalah
Struktur masalah memiliki tiga elemen:
a.
Data
b.
Prosedur
c.
Tujuan
o
Masalah tidak terstruktur
Adalah masalah yang tidak memiliki teknik solusi
spesifik. Kebutuhan data tidak pasti, prosedurnya tidak spesifik, atau tujuan
solusi belum sepenuhnya dikembangkan.
o
Jenis-jenis laporan Manajemen\
a.
Tujuan laporan.
b.
Laporan yang diprogram.
c. Atribut laporan: relevan, ringkas, orientasi
pengecualian, akurasi, kelengkapan, tepat waktu dan padat.
d.
Laporan khusus.
o
Akuntasi pertanggungjawaban
Konsep ini berimplikasi bahwa setiap peristiwa ekonomi
yang mempengaruhi organisasi adalah tanggung jawab dan dapat dilacak ke manajer
individual. Arus informasi yang ke atas dan ke bawah mewakili dua tahap
akuntansi pertanggungjawaban: (1) menciptakan serangkaian tujuan kinerja keuangan
yang berkaitan dengan tanggung jawab manajer dan (2) melaporkan dan mengukur
kinerja aktual ketika dibandingkan dengan tujuan-tujuan tersebut.
a.
Penetapan tujuan keuangan: proses anggaran.
b.
Pengukuran dan pelaporan kerja.
c.
Pusat pertanggungjawaban.
o
Pertimbangan Perilaku, terdiri dari:
a.
Keserasian tujuan.
b.
Informasi yang berlebihan.
c.
Ukuran kinerja yang tidak tepat
Sumber: James A. Hall – Accounting Information
Systems-Courage Learning (2010)-PP-08 new.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar